•
Perkembangan dan peranan filsafat ilmu
dan teknologi pada abad ke – 4 di bagi atas 4 bagian :
1. Zaman
Yunani Kuno dengan ciri pemikirannya bersifat kosmosentris
2. Zaman
Pertengahan dengan ciri pemikirannya
yang bercorak teosentris
3. Zaman
Modern dengan ciri pemikirannya yang bercorak antroposentris
4. Zaman
Kontemporer dengan ciri pemikiran logosentris.
Perkembangan dan peranan filsafat ilmu dan teknologi
pada abad ke – 4 dapat di lihat pada gambar berikut :
Abad
ke-4 SM
Yunani memasuki abad ke-4 SM dibawah hegemoni
Sparta, akan
tetapi jelas dari awal bahwa Sparta memiliki kelemahan. Krisis demografi
menyebabkan kekuasaan Sparta terlalu meluas sedangkan kemampuannya terbatas
untuk mengelolanya. Pada 395 SM Athena, Argos, Thebes, dan Korinthos merasa
mampu menantang dominasi Sparta, yang berujung pada Perang
Korinthios (395-387
SM).
Hegemoni Sparta berlangsung trus selama 16 tahun setelah
peristiwa itu, hingga Sparta berusaha memaksakan kehendanya kepada warga
Thebes, Sparta kalah telak dalam Pertempuran
Leuktra pada
tahun 371 SM. Jenderal Thebes Epaminondas memimpin pasukan Thebes memasuki
semenanjung Peloponesos, sehingga banyak negara-kota memutuskan hubungannya
dengan Sparta. Pasukan Thebes berhasil memasuki Messenia dan membebaskan
rakyatnya.
Kehilangan tanah dan penduduk jajahan, Sparta jatuh menjadi
kekuatan kelas dua. Hegemoni
Thebes kemudian
berdiri meski berusia singkat. Dalam Pertempuran
Mantinea pada
tahun 362 SM melawan Sparta dan sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin
pentingnya, Epamonides, meskipun mereka meraih kemenangan. Akibat kekalahan
ini, baik Thebes maupun Sparta sama-sama menderita kerugian besar sehingga tak
satupun di antara mereka atau sekutunya yang dapat meraih dominasi di Yunani.
Melemahnya berbagai negara-kota di jantung Yunani terjadi
bersamaan dengan bangkitnya Makedonia, yang dipimpin oleh Philippos II. Dalam waktu dua puluh tahun,
Philipos berhasil mempersatukan kerajaannya, memperluasnya ke utara dengan
memojokkan suku-suku
Illyria, dan
kemudian menaklukkan Thessalia dan Thrakia. Kesuksesannya terjadi berkat inovasinya, yang mereformasi pasukan Makedonia. Berulang kali Philippos campur tangan dalam urusan politik
negara-kota di selatan, yang berujung pada invasinya pada tahun 338 SM.
Setelah mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes
secara telak dalam Pertempuran
Khaironeia pada
tahun 338 SM, Philippos secara de facto menjadi hegemon seluruh Yunani,
kecuali Sparta. Ia memaksa mayoritas negara-kota Yunani untuk bergabung ke
dalam Liga
Korinthos dan
bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp memulai
serangan terhadap Kekaisaran
Akhemeniyah,
akan tetapi ia dibunuh oleh Pausanias
dari Orestis
pada awal konflik.
Aleksander Agung, putra dan pewaris Philippos, melanjutkan perang.
Aleksander mengalahkan Darius III dari
Persia dan
menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah sepenuhnya, serta memasukkannya ke dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya, ia memperoleh
gelar 'Agung'. Kerika Aleksander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan pengaruh
Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan budaya yang
mendasar; semakin menjauh dari polis (negara-kota) dan lebih bekembang menjadi kebudayaan
Hellenistik.
Periode Hellenistik bermula pada 323 SM, ditandai dengan
berakhirnya penaklukan Aleksander Agung, dan diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh Republik Romawi pada 146 SM. Meskipun demikian berdirinya kekuasaan Romawi
tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan dan budaya Yunani,
yang tetap tidak berubah hingga bangkitnya agama Kristen, yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani.
Periodisasi
Perkembangan Ilmu pengetahuan.
Perkembangan pemikiran secara
teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodesasi ilmu dimulai
dari peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer. Berikut ini
merupakan periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pra-Yunani kuno
sampai dengan zaman kontemporer.
A. Zaman Pra-Yunani Kuno
Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga
fase.
1. Zaman
batu tua yang berlangsung 4 juta tahun SM sampai 20.000/10.000 tahun SM. Pada zaman
ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan
alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal bercocock tanam
dan berternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan
primitif.
2. Zaman Batu Muda yang berlangsung tahun 10.000 SM sampai
2000 SM atau abad 100 sampai 20 SM. Di zaman ini telah berkembang
kemampuan–kemampuan yang sangat signifikan. Kemampuan itu berupa tulisan
(dengan gambar dan symbol), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku
kata tertentu), dan kemampuan menghitung. Dalam zaman ini juga berkembang
masalah perbintangan, matematika, dan hukum.
3. Zaman Logam. Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai
abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan
sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang.
B. Zaman Yunani Kuno
Zaman Yunani
kuno mulai abad ke-enam sebelum Kristus. Orang pertama yang mendapat kehormatan
disebut sebagai filsuf pertama ilmu pengetahuan alam adalah Thales dari
Milletos. Thales berpendapat bahwa asas pertama adalah air. Anaximandros
berpendapat asas pertama ialah "yang tak terbatas" (to apeiron).
Anaximenes berpendapat asas pertama adalah udara. Kemudian filsafat berkembang
makin lama makin kompleks. Yang paling terkenal ialah Socrates (470-399). Plato
(427-347) dan Aristoteles (384-322). Archimedes mengembangkan ilmu pengetahuan
praktis.
Diduga Socrates hidup semasa
dengan Maleachi, nabi terakhir dari perjanjian lama. Menurut banyak teolog,
setelah Maleachi Allah tidak memberi wahyu sampai kelahiran Yesus Kristus
diabad pertama setelah Kristus.
Zaman ini
berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 3 SM. Zaman ini
menggunakan sikap ‘’aninquiring attitude (suatu sikap yang senang
menyelidiki sesuatu secara kritis)’’, dan tidak menerima pengalaman yang
didasarkan pada sikap ‘’receptve attitude mind (sikap menerima
segitu saja)’’. Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani
mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah
pimpinan Iskandar Agung(356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang
murid Aristoteles.
Pada abad ke-
0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. Hal ini disebabkan oleh
lahirnya Kristen. Pada abad pertama sampai abad ke- 2 SM mulai ada pembagian
wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena, yang difokuskan
dibidang kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah kedua berpusat di Alexandria,
yang fukos pada bidang empiris.
Setelah
Alexandria di kuasai oleh Roma yang tertarik dengan hal-hal abstrak, pada abad
ke- 4 dan ke- 5 SM ilmu pengetahuan benar-benar beku. Hal ini di sebabkan oleh
tiga pokok penting :
1).
Penguasa Roma yang menekan kebebasan berfikir.
2).
Ajaran Kristen tidak disangkal.
3).
Kerjasama gereja dan penguasa sebagai
otoritas kebenaran.
Walaupun
begitu, pada abad ke-2 SM sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh
aljabar, Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan pengetahuan.
Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan terkemuka.
Ada beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu
:
a. Thales (624-545 SM) dari Melitas, adalah filsuf pertama
sebelum masa Socrates. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi
adalag air. Pada masanya, ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi
dasar alam.
b. Pythagoras
(582 SM–496 SM) adalah seorang filusuf yang juga seorang ahli ukur namun lebih
dikenal dengan penemuannya tentang ilmu ukur dan aritmatik. Beliau juga di
kenal sebagai ‘’ Bapak Bilangan’’, dan salah satu peninggalan Pythagoras
yang terkenal adalah ‘’Teorema Pythagoras‘’. Selain itu, dalam ilmu
ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan
benda, dan menemukan antara nada dengan panjang dawai.
c. Socrates
(470 SM -399 SM) adalah filsuf dari Athena. Dalam sejarah umat manusia,
Socrates merupan contoh istemewa selaku filsuf yang jujur dan berani. Socrates
menciptakan metode ilmu kebidanan yang dikenal dengan ‘’Maicutika Telenhe
‘’, yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.
d. Democritus,
dikenal sebagai ‘’bapak atom’’ pertama yang memperkenalkan konsep atom, bahwa alam
semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi terkecil
yang tidak dapat di bagi-bagi lagi.
e. Plato
(427 SM- 347SM), ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles, filsuf
yang pertamakali membangkitkan persoalan being (hal ada) dan
mempertentangkan dengan becoming( hal menjadi).
f. Aristoteles
(384 SM- 322 SM) adalah seorang filsuf yunani, murid dari Plato dan guru dari
Alexander. Ia memberikan kontribusidi bidang metafisika, Fisika, Etika,
Politik, Ilmu kedokteran dan ilmu alam. Dibidang ilmu alam, ia merupakan orang
pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies biologi secara
sisitematis.
Selain
di Yunani, astronom dan ahli matematika juga berkembang di india. Aryabatha
(476 M) melahirkan hitungan desimal sederhana. Di bidang astronomi ia juga
memperkenalkan sejumlah fungsi trigonometri (termasuk sinus, versine, kosinus,
dan invers), table trigonometri, teknik-teknik dan algoritma dari aljabar.
C. Zaman Pertengahan
Zaman ini
masih berhubungan dengan zaman sebelumnya. Karena awal mula zaman ini pada abad
6 M sampai sekitar abad 14 M, maka tampillah para theology di lapangan ilmu
pengetahuan. Segala aktifitas keilmuan harus berdasarkan atau mendukung agama.
Dengan kata lain aktifitas ilmiah terkait erat dengan aktifitas keagamaan.
Pada masa kegelapan ini ilmu
pengetahuan di Eropa tidak berkembang. Karya ilmuwan yang masih menjadi
pegangan hanya karya Aristoteles.Menurut Salam (2004), pada abad 12 M, yang
diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa nama yang
mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:
1) Roger Bacon
(1214 M - 1294 M), juga dikenal
dengan sebutan Doctor Mirabilis (guru yang sangat mengagumkan). Ia
adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan pada empirisme,
dan dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode
ilmiah modern di dunia Barat. Teorinya menyatakan bahwa apa yang menjadi
landasan awal dan ujian akhir dari semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman,
dan syarat mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga
ia dikenal sebagai pelopor empirisme
2) Thomas Aquinas (1225 M -1274 M) adalah seorang filsuf dan ahli
teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat
sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen.
Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa
Theologiae (Ikhtisar
Teologi). Selain itu, karya Theologis Thomas yang sangat terkenal adalah “Summa Contra Gentiles
(Ikhtisar Melawan Orang-Orang Kafir)”
3) Gerard van Cremona (1114 M -1187 M), adalah seorang penerjemah Arab karya ilmiah. Dia adalah salah satu orang paling penting di
Toledo. Ia menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya klasik Yunani
ke dalam bahasa Latin termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-Farghani dan karya-karya lain.
4) Giovanni Boccaccio (1313 M - 1375 M)
adalah seorang Italia penulis dan penyair. Karya yang dihasilkan dalam
periode ini meliputi Filostrato dan Teseida, Filocolo, sebuah versi
prosa yang ada roman Prancis, dan La Caccia di Diana, sebuah puisi
dalam daftar sajak oktaf neapolitan perempuan. Boccaccio terus bekerja,
memproduksi Comedia delle ninfe fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto)
campuran prosa dan puisi, tahun 1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa visione di 1342 M, dan Fiammetta
di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia, satu-satunya karya penting lainnya adalah Corbacci.
D. Zaman Renaissance
Zaman ini
berlangsung pada awal abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance
sering diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth),
yaitu di lahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir , dan jauh
dari ajaran – ajaran agama.
Tokoh – tokoh ilmuwan yang
berpengaruh di masa ini ialah sebagai berikut :
1. Nicolaus Capernicus ( 1473 M – 1543 M ),
adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkembangsaan
Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata Surya berpusat
di matahari).
2. Galileo Galilei (
1564 M – 1642 M ), adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang
memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan
antara lain adalah penyempurnaan teleskop ( dengan 32 x pembesaran ) dan
berbagai observasi astronomi. Dia adalah orang pertama yang melukiskan tata
surya seperti yang kita kenal sekarang.
3. Tycho Brahe ( 1546 M –
1601 M ), adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai
astronom/astrolog dan alkimiawan. Tycho adalh astronom pengamat paling
menonjol di zaman pra –teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi
bintang dan planet tak tertandingi pada masa itu.
4. Johannes Kepler (1571
M – 1630 M), adalah astronom jerman, Matematikawan dan astrolog. Ia paling di kenal melalui hukum
gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi. Penjelasannya
tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku ‘’supplement to
witelo , expounding the optical part of astronomy’’. Ia orang pertama yang
menjelaskan cara kerja mata.
5. Fancies Bacon ( 1561 M – 1626 M ),
adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris. Karya – karyanya
antar lain membangun dan mempopulerkan motodologi induksi untuk penelitian
ilmiah, sering kali disebut metode Baconian.
6. Andreas Vesalius ( 114b M – 1564 M ),
adalah ahli anatomi. Ia memperkenalkan tentang anatomi tubuh manusia. Ia juga
menulis sebuak teks mengenai tumbuhan obat.
E. Zaman modern
Zaman ini sudah dimulai sejak
abad 14 M. zaman ini juga dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di
zaman modern karena munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan.
Tokoh yang menjadi pioner pada
masa ini adalah Rene Decrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan JJ. Thompson.
Keterangan lebih lengkap sebagai berikut :
1.
Isaac Newton ( 1643 M – 1727 ), adalah seorang fisikawan , matematikawan,
ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan theolog. Dia di katakana sebagai
‘’Bapak ilmu fisika klasik’’. Karyanya yang berjudul Philosophiae Naturalis
Principia Mathematica menjabarkan tentang hukum gravitasi dan tiga hukum
gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad
ini.
2. Rene
Descartes ( 1596 M – 1650 M ), ia di kenal sebagai Renatus Cartesius,
adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Descartes kadang di
panggil ‘’ Penemu filsafat Modern’’ dan ‘’ Bapak matematika modern’’.
Pemikirannya yang menggunakan revolusi adalah ‘’semuanya tida ada yang pasti ,
kecuali kenyataan bahwa seseorang berfikir’’.
3. Charles
Robert Darwin ( 1809 M – 1882 M ) adalah seorang naturalis yang teori
revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis
keturunan yang sama (common Descent) dengan mengajukan seleksi alam
sebagai mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan adalah ‘’ Nenenk
Moyang Manusia Adalah Kera ‘’.
4. Joseph
John Thompson ( 1856 M – 1940 M ) adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya
yang membuahkan penemuan Elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu
mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga
menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan sinar molekul
yang berbeda dengan menggunakan sinar positif.
F. Zaman Kontemporer
Zaman ini
bermula dari abad 20 M dan sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di abad
21 merupakan hasil penemuan mutakhir di zaman ini. Bidang fisika menjadi tiitk
perkembangan ilmu pada masa ini. Hal ini di sebabakan karena fisika di pandang
sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur–unsur
fundamental yang membentuk alam semesta.
Tokoh yang
terkenal pada masa ini adalah Albert Enstein (1879 M – 1955 M), dia adalah
ilmuan Fisika. Dia mengemukakan teori relativitas. Semenjak tahun 1905 M sampai
1917 M, saat ia menerbitkan tulisan revolusionernya tentang teori Relativitas,
pandangan umat manusia tentang dunia dan alam semesta pun berubah selamanya,
tahap terakhir dari zaman modern telah lahir, dan cakrawala pun bergeser. Masih
ada lagi ilmuwan yang mempunyai ide besar lainnya, antara lain seperti Linus
Pauling, James D. Watson, Miller Urey, Werner Heinsenberg dan Erwin
Schrodinger, Edwin Hubble, Alfred Wegener.
Karena
Pada abad pertengahan (abad 6 M sampai sekitar abad 14 M)
Teologi sangat berpengaruh terhadap ilmu pengetahuan sehingga Segala aktifitas
keilmuan harus berdasarkan atau mendukung agama. Dengan kata lain aktifitas
ilmiah terkait erat dengan aktifitas keagamaan sehingga munculah Istilah
sekularisme pertama kali diperkenalkan pada tahun 1846 oleh George Jacub
Holyoake yang menyatakan bahwa schularism is an ethical system pounded on
the principle of natural morality and in independent of reveald religion or
supernaturalism. (sekularisme adalah suatu sistem etik yang didasarkan
pada prinsip moral alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau
supernaturalisme).
Yang mendorong terjadinya
sekularisme pada abad ke-17 dan ke-18 adalah perebutan kekuasaan antara negara
dan Gereja. Karena itu, pemisahan antara kedua kekuasaan itu adalah
penanggulangan perselisihan baik secara legal atau filosofis.
Sekularisme pertama
kali muncul di Eropa. Tapi mulai diperhitungkan keberadaannya secara politis
bersamaan dengan lahirnya revolusi Perancis tahun 1789 M. berkembang merata ke
seluruh Eropa pada abad ke-19 M. kemudian tersebar lebih luas lagi ke berbagai
negara di dunia, terutama dalam bidang politik dan pemerintahan, yang pada abad
ke-20 M, dibawa oleh penjajah dan missionaris Kristen. Sehingga sekularisme
abad ke-19 adalah pembentukan kekuasaan. Karena itu, pengertian sekularisme
tidak sama dengan paham pemisahan antara Gereja dan negara, akan tetapi semacam
penghapusan paham dualisme dengan penghancuran agama sebagai awal mula untuk
mencapai kekuasaan tersendiri, yaitu “kelompok Buruh” atau “sosial” atau “negara”
atau “partai”.
Sesungguhnya didalam ajaran
teologi terdapat ayat-ayat yang mendukung ajaran sekularisme, atau pemisahan
agama dan negara, ataupun antara pemerintahan spiritual dan pemerintahan dunia.
teologi mengakui dualisme kehidupan ini, ia membagi kehidupan itu menjadi dua
bagian. Pertama, kehidupan untuk Kaisar dari satu pihak, yang tunduk kepada
pemerintahan duniawi, atau pemerintahan negara. Kedua, kehidupan untuk Tuhan
dari pihak lain, yang tunduk kepada kekuasaan spritual, yaitu berada dibawah
pemerintahan Gereja.
Pembagian ini tergambar dengan jelas dalam
ALKITAB seperti yang temuat dalam Injil Markus 12 : 13 – 17 dan
lebih jelas terdapat pada ayat ke 17 yang berbunyi : lalu kata Yesus kepada
mereka “Berikanlah kepada Kaisar apa yang
wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!”.
Menguatnya Teologi Sekularisasi
Teologia
sekularisasi akan menjadi salah satu pilar teologi abad ke-21 dimana akan
banyak orang yang semakin berpikir, bertindak dan berperilaku dengan cara
memisahkan secara radikal dan tegas antara hal-hal sekular dan hal-hal yang
sakral. Akibatnya, hal-hal yang sakral tersebut akan semakin terkunci di ruang
yang paling pribadi dan dalam pengaruh yang makin dipersempit areanya. Sebagai
abad yang bercorak teknologi, agama yang sakral dan segala sesuatu yang
sifatnya supernatural, tidak mendapat tempat dalam sistem budaya dan sosial.
Sekularisasi banyak mengambil alih paradigma, nilai dan bahkan tindakan
manusia. Orang mulai fokus pada hal-hal yang duniawi, yang ada di dalam dunia
ini daripada urusan supernatural di dalam gereja. Dampaknya, pandangan orang
mengenai iman Kristen mulai berubah dan mengalami pergeseran. Masyarakat berpaling
pada azas-azas ideologi lain sebagai sebuah tanggap sejarah atas perkembangan
pemikiran baru di tengah arus modernitas. Salah satu penyebabnya adalah
struktur pembentukan masyarakat Barat yang di awali dengan pra-anggapan
pra-anggapan sekuler (non-keagaamaan) dimana aktifitas beragama dipandang
sebagai sebuah pilihan yang sangat pribadi bagi individu.
Dalam pandangan Karel Dobbelaere sekularisasi adalah suatu
proses dalam masyarakat yang telah mengalami perubahan-perubahan struktural, di
dalam mana suatu sistem keagamaan yang transenden dan mencakup segalanya
disusutkan menjadi suatu subsistem dari masyarakat yang ada bersama
subsistem-subsistem lainnya; proses ini membuat klaim-klaim tentang pencakupan
segalanya itu kehilangan relevansinya. Dengan demikian, lembaga agama
termarjinalisasi dan terprivatisasi. Dengan kata lain, aturan-aturan keagamaan
tradisional, atau norma-norma yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan, akan
semakin digantikan oleh norma-norma sekular atau betul-betul tersingkir,
menjadi tidak dapat dipakai di dalam subsistem-subsistem pendidikan, keluarga,
politik, hubungan sosial, ekonomi, dan sains, yang berbeda-beda. Bahaya dari
teologi yang dibangun dengan cara seperti ini sangat jelas. Manusia
sesungguhnya diarahkan semakin menjauh dari Tuhan. Jika dibiarkan terus tanpa
kontrol, maka pintu bagi sekularisme menjadi terbuka selebar-lebarnya. Titik
tolak teologi sekularisasi adalah munculnya penafsiran baru soal kehidupan
kekristenan. Teologi ini adalah hasil dari pemikiran para teolog Barat yang
dipengaruhi oleh semangat modernisme yaitu rasionalisme dan sekularisme, yang
sebetulnya adalah ciri masyarakat abad ke-20.
Penafsiran baru ini menolak penafsiran lama yang menyatakan
bahwa ada alam lain yang lebih hebat dan lebih agamis dari alam ini. Para
teolog ini beranggapan bahwa alam yang lebih nyata dan kerajaan yang sebenarnya
adalah realitas yang ada saat ini yaitu dunia. Sebagai milik Allah, manusia
bukan berarti tanpa dunia. Manusia tinggal dan berada di dalam dunia dan harus
menemukan sikap yang sebenarnya terhadap Allah dan dunia. Sikap yang benar itu
adalah membiarkan Allah tetap Allah dan dunia tetap dunia. Sebagai akibat
semakin sekulernya masyarakat di zaman modern, terjadi perubahan radikal di
dalam memandang gereja, ajarannya dan
terhadap kitab suci. Gereja dan otoritas kitab suci mulai dipertanyakan dan
beberapa isinya dianggap tidak relevan lagi. Muncul pendekatan baru terhadap
kita suci dengan memperlakukannya sebagai produk literer. Dalam anggapan ini,
Alkitab diperlakukan sebagai dokumen-dokumen yang lahir dari sejarah. Inilah
yang kemudian melahirkan pendekatan yang bersifat kritis-historis terhadap
Alkitab. Terdapat banyak tokoh dan teolog yang ikut menggagas teologi
sekularisasi seperti Thomas J.J Altizer, William Hamilton, Gabriel Vahanian dan
Richard Rubenstein. Pokok pikiran mereka mendukung konsep Allah mati di dalam
dunia modern.
Salah seorang
teolog yang mencoba melakukan pendekatan baru dengan dengan dunia modern adalah
Friederich Gogarten (1887), seorang pakar di dalam ilmu teologi. Gogarten
memikirkan suatu konfrontasi iman Kristen dengan realitas dunia yang telah
berubah menjadi sekuler. Menurutnya, sekularisasi adalah produk iman Kristen
sendiri; sebuah gejala post-Kristen sebagai akibat yang wajar terjadi. Iman
Kristen mendorong manusia untuk menguasai dan mengelola bumi. Manusia bukan
hanya manusia yang tanpa Allah melainkan juga bukan manusia yang tanpa dunia.
Manusia berada di antara Allah dan dunia dan harus menemukan sikap yang
sebenarnya terhadap keduanya. Itulah sebabnya Gogarten setuju membiarkan Allah
tetap Allah dan manusia tetap manusia. Untuk itu, Gogarten membedakan dua macam
sekularisasi. Yang pertama adalah sekularisasi yang tetap terikat pada iman
Kristen dan itulah yang harus diperjuangkan. Jangan sampai sekularisasi berubah
jadi sekularisme (bentuk kedua), yakni sekularisasi yang melepaskan diri dari
iman Kristiani. Sekularisme merupakan penyelewengan dari sekularisasi. Inilah
yang menjadi tugas iman Kristen di dalam teologi sekularisasi, melindungi
sekularisasi agar tidak menyeleweng menjadi sekularisme.
Tokoh kedua
yang mendukung teologi sekularisasi ialah Dietrich Bonhoeffer (1906-1945).
Belajar teologi di Union Theological Seminary New York sebelum akhirnya menjadi
dosen teologi di Berlin. Ia juga sempat belajar di Universitas Tubingen. Saat
kembali ke Jerman Bonhoeffer adalah salah seorang penentang Nazi dan arogansi
Hitler dengan ras Arya-nya. Aktifitas politiknya membuat ia dilarang berbicara
di depan umum dan juga dilarang menulis atau mengedarkan buku. Ia ditangkap dan
dipenjarakan tahun 1943 dan dihukum mati oleh Nazi pada tahun 1945, beberapa
hari sebelum Jerman menyerah pada sekutu. Di dalam penjara ia menulis sebuah
karya yang terkenal Letters and Papers from Prison. Pemikirannya
sangat terinspirasi oleh Karl Bath. Bonhoeffer mendukung pemikiran Gogarten
mengenai kemampuan akaliah manusia yang telah berkembang sehingga menjadikan
dunia menjadi sekuler. Itu adalah bagian dari sejarah yang mau tidak mau harus
disikapi. Dalam pandangan Bonhoeffer, sekularisasi telah mengakhiri keberadaan
agama. Dalilnya yang terkenal menyebutkan bahwa zaman sekarang ini adalah zaman
akhir religi karena sudah bukan zamannya lagi orang dipengaruhi dengan
kata-kata yang saleh.
Bagaimanapun teologi sekularisasi bukanlah teologi yang
membawa kembali otoritas Alkitab sebagai firman Allah yang hidup. Pandangan orang
sekuler terhadap Alkitab justru bertolak belakang dengan misi dan keberadaan
Alkitab itu sendiri sebagai penyataan khusus Allah kepada manusia. Bahkan kalau
dunia ini disebut sekular, maka tugas orang Kristen bukanlah menjadi ikut
sekular seperti dunia tetapi justru mengubah dunia dengan menggaraminya
menggunakan firman Allah
Karena Pemikiran manusia pada abad pertengahan ini mendapat
doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir
(ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan.
Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu
pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang
sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang
dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark
Age atau Zaman Kegelapan. Sehingga pada
abad Moderen Theologi mendapat tantangan
yang sangat besar karena pemikiran yang muncul bersifat konkret, realistis dan
nyata, memuja manusia sendiri sebagai pencipta, fokus pada dunia, kebendaan,
nilai-nilai filosofis yang dianut dipengaruhi oleh kebendaan. Semboyan Carpe
Diem sebagai antithesa Momento Morie dan seni pada zaman Renaissance
mendorong kebebasan.
Dampak perkembangan Ilmu Pengetahuan
di abad Moderen adalah
- Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.
- Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
- Runtuhnya dominasi gereja.
- Menguatnya kedudukan kaum bourgeois sehingga mereka tumbuh menjadi kelas penguasa.
- Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan samudera.
Yesus menyatakan : Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. (Yoh 14:14a)
Pernyataan diatas adalah
pernyataan Yesus, pernyataan Allah dan bukan konsep manusia. Manusia hanya bisa
percaya atau tidak percaya. Sia-sia manusia mencari kebenaran dalam filsafat,
ilmu pengetahuan atau spekulasi-spekulasi manusia lainnya. Yesus adalah alpha
dan omega. Yesus adalah kebenaran dan kebenaran adalah Yesus.
REFERENSI
Bahan Ajar PPT, Sejarah Filsafat, Trias Mahmudiono,S.KM,MPH, Departemen Gizi Kesehatan FKM UNAIR
Bab I FILSAFAT ILMU - USU Press
usupress.usu.ac.id/.../Filsafat%20Ilmu%20dan%20Metode%20Riset_...
Filsafat ilmu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu
(http://www.ahikmat.wordpress.com)http://www.keukedupi.com/revolusi-telnologi
http://www.nusantaranews.wordpress.com/20-penemuan-abad-20-yang-mengubah-dunia
http://uwiiswold.wordpress.com
http://jadiwijaya.blog.uns.ac.id
http://jamaludinassalam.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar