Minggu, 25 Maret 2012

Perkembangan IPTEK pada abad 4 SM



          Perkembangan dan peranan filsafat ilmu dan teknologi pada abad ke – 4 di bagi atas 4 bagian :
1.    Zaman Yunani Kuno dengan ciri pemikirannya bersifat kosmosentris
2.    Zaman Pertengahan dengan ciri pemikirannya yang bercorak teosentris
3.    Zaman Modern dengan ciri pemikirannya yang bercorak antroposentris
4.    Zaman Kontemporer dengan ciri pemikiran logosentris.
Perkembangan dan peranan filsafat ilmu dan teknologi pada abad ke – 4 dapat di lihat pada gambar berikut :


Abad ke-4 SM
Yunani memasuki abad ke-4 SM dibawah hegemoni Sparta, akan tetapi jelas dari awal bahwa Sparta memiliki kelemahan. Krisis demografi menyebabkan kekuasaan Sparta terlalu meluas sedangkan kemampuannya terbatas untuk mengelolanya. Pada 395 SM Athena, Argos, Thebes, dan Korinthos merasa mampu menantang dominasi Sparta, yang berujung pada Perang Korinthios (395-387 SM).
Hegemoni Sparta berlangsung trus selama 16 tahun setelah peristiwa itu, hingga Sparta berusaha memaksakan kehendanya kepada warga Thebes, Sparta kalah telak dalam Pertempuran Leuktra pada tahun 371 SM. Jenderal Thebes Epaminondas memimpin pasukan Thebes memasuki semenanjung Peloponesos, sehingga banyak negara-kota memutuskan hubungannya dengan Sparta. Pasukan Thebes berhasil memasuki Messenia dan membebaskan rakyatnya.
Kehilangan tanah dan penduduk jajahan, Sparta jatuh menjadi kekuatan kelas dua. Hegemoni Thebes kemudian berdiri meski berusia singkat. Dalam Pertempuran Mantinea pada tahun 362 SM melawan Sparta dan sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin pentingnya, Epamonides, meskipun mereka meraih kemenangan. Akibat kekalahan ini, baik Thebes maupun Sparta sama-sama menderita kerugian besar sehingga tak satupun di antara mereka atau sekutunya yang dapat meraih dominasi di Yunani.
Melemahnya berbagai negara-kota di jantung Yunani terjadi bersamaan dengan bangkitnya Makedonia, yang dipimpin oleh Philippos II. Dalam waktu dua puluh tahun, Philipos berhasil mempersatukan kerajaannya, memperluasnya ke utara dengan memojokkan suku-suku Illyria, dan kemudian menaklukkan Thessalia dan Thrakia. Kesuksesannya terjadi berkat inovasinya, yang mereformasi pasukan Makedonia. Berulang kali Philippos campur tangan dalam urusan politik negara-kota di selatan, yang berujung pada invasinya pada tahun 338 SM.
Setelah mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes secara telak dalam Pertempuran Khaironeia pada tahun 338 SM, Philippos secara de facto menjadi hegemon seluruh Yunani, kecuali Sparta. Ia memaksa mayoritas negara-kota Yunani untuk bergabung ke dalam Liga Korinthos dan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp memulai serangan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah, akan tetapi ia dibunuh oleh Pausanias dari Orestis pada awal konflik.
Aleksander Agung, putra dan pewaris Philippos, melanjutkan perang. Aleksander mengalahkan Darius III dari Persia dan menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah sepenuhnya, serta memasukkannya ke dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya, ia memperoleh gelar 'Agung'. Kerika Aleksander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan pengaruh Yunani berada pada puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan budaya yang mendasar; semakin menjauh dari polis (negara-kota) dan lebih bekembang menjadi kebudayaan Hellenistik.
Periode Hellenistik bermula pada 323 SM, ditandai dengan berakhirnya penaklukan Aleksander Agung, dan diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh Republik Romawi pada 146 SM. Meskipun demikian berdirinya kekuasaan Romawi tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan dan budaya Yunani, yang tetap tidak berubah hingga bangkitnya agama Kristen, yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani.
Periodisasi  Perkembangan Ilmu pengetahuan.
Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodesasi ilmu dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer. Berikut ini merupakan periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pra-Yunani kuno sampai dengan zaman kontemporer.
 A. Zaman Pra-Yunani Kuno
Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase.
1.    Zaman batu tua yang berlangsung 4 juta tahun SM sampai 20.000/10.000 tahun SM. Pada zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal bercocock tanam dan berternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif.
2.  Zaman Batu Muda yang berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2000 SM atau abad 100 sampai 20 SM. Di zaman ini telah berkembang kemampuan–kemampuan yang sangat signifikan. Kemampuan  itu berupa tulisan (dengan gambar dan symbol), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan kemampuan menghitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika, dan hukum.
3. Zaman Logam. Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM  sampai abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang.
 B. Zaman Yunani Kuno
Zaman Yunani kuno mulai abad ke-enam sebelum Kristus. Orang pertama yang mendapat kehormatan disebut sebagai filsuf pertama ilmu pengetahuan alam adalah Thales dari Milletos. Thales berpendapat bahwa asas pertama adalah air. Anaximandros berpendapat asas pertama ialah "yang tak terbatas" (to apeiron). Anaximenes berpendapat asas pertama adalah udara. Kemudian filsafat berkembang makin lama makin kompleks. Yang paling terkenal ialah Socrates (470-399). Plato (427-347) dan Aristoteles (384-322). Archimedes mengembangkan ilmu pengetahuan praktis.
Diduga Socrates hidup semasa dengan Maleachi, nabi terakhir dari perjanjian lama. Menurut banyak teolog, setelah Maleachi Allah tidak memberi wahyu sampai kelahiran Yesus Kristus diabad pertama setelah Kristus.
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 3 SM. Zaman ini menggunakan sikap ‘’aninquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis)’’, dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap  ‘’receptve attitude mind (sikap menerima segitu saja)’’. Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar Agung(356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang murid Aristoteles.
Pada abad ke- 0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Kristen. Pada abad pertama sampai abad ke- 2 SM mulai ada pembagian wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena, yang difokuskan dibidang kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah kedua berpusat di Alexandria, yang fukos pada bidang empiris.
Setelah Alexandria di kuasai oleh Roma yang tertarik dengan hal-hal abstrak, pada abad ke- 4 dan ke- 5 SM ilmu pengetahuan benar-benar beku. Hal ini di sebabkan oleh tiga pokok penting :
1).  Penguasa Roma yang menekan kebebasan berfikir.
2).  Ajaran Kristen tidak disangkal.
3).  Kerjasama gereja dan penguasa sebagai otoritas kebenaran.
            Walaupun begitu, pada abad ke-2 SM sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh aljabar, Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan pengetahuan. Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan terkemuka.
Ada beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu :
a.  Thales (624-545 SM) dari Melitas, adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalag air. Pada  masanya, ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi dasar alam.
b.  Pythagoras (582 SM–496 SM) adalah seorang filusuf yang juga seorang ahli ukur namun lebih dikenal dengan penemuannya tentang ilmu ukur dan aritmatik. Beliau juga di kenal sebagai ‘’ Bapak Bilangan’’, dan salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah ‘’Teorema Pythagoras‘’. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan antara nada dengan panjang dawai.
c.  Socrates (470 SM -399 SM) adalah filsuf dari Athena. Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupan contoh istemewa selaku filsuf yang jujur dan berani. Socrates menciptakan metode ilmu kebidanan yang dikenal dengan ‘’Maicutika Telenhe ‘’, yaitu suatu metode dialektiva untuk  melahirkan kebenaran.
d.  Democritus, dikenal sebagai ‘’bapak atom’’ pertama yang memperkenalkan konsep atom, bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat di bagi-bagi lagi.
e.  Plato (427 SM- 347SM), ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles, filsuf yang pertamakali membangkitkan persoalan being (hal ada) dan mempertentangkan dengan becoming( hal menjadi).
f.   Aristoteles (384 SM- 322 SM) adalah seorang filsuf yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander. Ia memberikan kontribusidi bidang metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu kedokteran dan ilmu alam. Dibidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies biologi secara sisitematis.
            Selain di Yunani, astronom dan ahli matematika juga berkembang di india. Aryabatha (476 M) melahirkan hitungan desimal sederhana. Di bidang astronomi ia juga memperkenalkan sejumlah fungsi trigonometri (termasuk sinus, versine, kosinus, dan invers), table trigonometri, teknik-teknik dan algoritma dari aljabar.
 C. Zaman Pertengahan
Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya. Karena awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M, maka tampillah para theology di lapangan ilmu pengetahuan. Segala aktifitas keilmuan harus berdasarkan atau mendukung agama. Dengan kata lain aktifitas ilmiah terkait erat dengan aktifitas keagamaan.
Pada masa kegelapan ini ilmu pengetahuan di Eropa tidak berkembang. Karya ilmuwan yang masih menjadi pegangan hanya karya Aristoteles.Menurut Salam (2004), pada abad 12 M, yang diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa nama yang mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:
1)    Roger Bacon (1214 M - 1294 M), juga dikenal dengan sebutan Doctor Mirabilis (guru yang sangat mengagumkan). Ia adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan pada empirisme, dan dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode ilmiah modern di dunia Barat. Teorinya menyatakan bahwa apa yang menjadi landasan awal dan ujian akhir dari semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman, dan syarat mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga ia dikenal sebagai pelopor empirisme
2)    Thomas Aquinas (1225 M -1274 M) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (Ikhtisar Teologi). Selain itu, karya Theologis Thomas yang sangat terkenal adalah “Summa Contra Gentiles (Ikhtisar Melawan Orang-Orang Kafir)”
3)   Gerard van Cremona (1114 M -1187 M), adalah seorang penerjemah Arab karya ilmiah. Dia adalah salah satu orang paling penting di Toledo. Ia menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa Latin termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-Farghani dan karya-karya lain.
4)   Giovanni Boccaccio (1313 M - 1375 M) adalah seorang Italia penulis dan penyair. Karya yang dihasilkan dalam periode ini meliputi Filostrato dan Teseida, Filocolo, sebuah versi prosa yang ada roman Prancis, dan La Caccia di Diana, sebuah puisi dalam daftar sajak oktaf neapolitan perempuan. Boccaccio terus bekerja, memproduksi Comedia delle ninfe fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto) campuran prosa dan puisi, tahun 1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa visione di 1342 M, dan Fiammetta di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia, satu-satunya karya penting lainnya adalah Corbacci.
D. Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung pada awal abad 14 M  sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu di lahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir , dan jauh dari ajaran – ajaran agama.
Tokoh – tokoh ilmuwan yang berpengaruh di masa ini ialah sebagai berikut :
1.   Nicolaus Capernicus ( 1473 M – 1543 M ), adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkembangsaan Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata Surya berpusat di matahari).
2.   Galileo Galilei ( 1564 M – 1642 M ), adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran  besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop ( dengan 32 x pembesaran ) dan berbagai observasi astronomi. Dia adalah orang pertama yang melukiskan tata surya seperti yang kita kenal sekarang.
3.  Tycho Brahe ( 1546 M – 1601 M ), adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog  dan alkimiawan. Tycho adalh astronom pengamat paling menonjol di zaman pra –teleskop. Akurasi pengamatannya  pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada masa itu.
4.  Johannes Kepler (1571 M – 1630 M), adalah astronom jerman,  Matematikawan dan  astrolog. Ia paling di kenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi. Penjelasannya tentang pembiasan  cahaya tertuang dalam buku  ‘’supplement to witelo , expounding the optical part of astronomy’’. Ia orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata.
5.    Fancies Bacon ( 1561 M – 1626 M ), adalah seorang filsuf,  negarawan dan penulis Inggris. Karya – karyanya antar lain membangun dan mempopulerkan motodologi induksi untuk penelitian ilmiah, sering kali disebut metode Baconian.
6.    Andreas Vesalius ( 114b M – 1564 M ), adalah ahli anatomi. Ia memperkenalkan tentang anatomi tubuh manusia. Ia juga menulis sebuak teks mengenai tumbuhan obat.
 E. Zaman modern
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14 M. zaman ini juga dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan.
Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Decrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan JJ. Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai berikut :
1.  Isaac Newton ( 1643  M – 1727 ), adalah seorang fisikawan , matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan theolog. Dia di katakana sebagai ‘’Bapak ilmu fisika klasik’’. Karyanya yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica menjabarkan tentang hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad ini.
2.  Rene Descartes ( 1596 M – 1650 M ), ia di kenal sebagai Renatus Cartesius, adalah seorang filsuf  dan matematikawan Perancis. Descartes kadang di panggil ‘’ Penemu filsafat Modern’’  dan ‘’ Bapak matematika modern’’. Pemikirannya yang menggunakan revolusi adalah ‘’semuanya tida ada yang pasti , kecuali kenyataan bahwa seseorang berfikir’’.
3. Charles Robert Darwin ( 1809 M – 1882 M ) adalah seorang naturalis yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common Descent) dengan mengajukan seleksi alam  sebagai mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan adalah ‘’ Nenenk Moyang Manusia Adalah Kera ‘’.
4.  Joseph John Thompson ( 1856 M – 1940 M ) adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang membuahkan penemuan Elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan  sinar molekul yang berbeda dengan  menggunakan sinar positif.
 F. Zaman Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di zaman ini. Bidang fisika menjadi tiitk perkembangan ilmu pada masa ini. Hal ini di sebabakan karena fisika di pandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur–unsur fundamental yang membentuk alam semesta.
Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Albert Enstein (1879 M – 1955 M), dia adalah ilmuan Fisika. Dia mengemukakan teori relativitas. Semenjak tahun 1905 M sampai 1917 M, saat ia menerbitkan tulisan revolusionernya tentang teori Relativitas, pandangan umat manusia tentang dunia dan alam semesta pun berubah selamanya, tahap terakhir dari zaman modern telah lahir, dan cakrawala pun bergeser. Masih ada lagi ilmuwan yang mempunyai ide besar lainnya, antara lain seperti Linus Pauling, James D. Watson, Miller Urey, Werner Heinsenberg dan Erwin Schrodinger, Edwin Hubble, Alfred Wegener.

Karena Pada abad pertengahan (abad 6 M sampai sekitar abad 14 M) Teologi sangat berpengaruh terhadap ilmu pengetahuan sehingga Segala aktifitas keilmuan harus berdasarkan atau mendukung agama. Dengan kata lain aktifitas ilmiah terkait erat dengan aktifitas keagamaan sehingga munculah Istilah sekularisme pertama kali diperkenalkan pada tahun 1846 oleh George Jacub Holyoake yang menyatakan bahwa schularism is an ethical system pounded on the principle of natural morality and in independent of reveald religion or supernaturalism. (sekularisme adalah suatu sistem etik yang didasarkan pada prinsip moral alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau supernaturalisme).
Yang mendorong terjadinya sekularisme pada abad ke-17 dan ke-18 adalah perebutan kekuasaan antara negara dan Gereja. Karena itu, pemisahan antara kedua kekuasaan itu adalah penanggulangan perselisihan baik secara legal atau filosofis.
Sekularisme pertama kali muncul di Eropa. Tapi mulai diperhitungkan keberadaannya secara politis bersamaan dengan lahirnya revolusi Perancis tahun 1789 M. berkembang merata ke seluruh Eropa pada abad ke-19 M. kemudian tersebar lebih luas lagi ke berbagai negara di dunia, terutama dalam bidang politik dan pemerintahan, yang pada abad ke-20 M, dibawa oleh penjajah dan missionaris Kristen. Sehingga sekularisme abad ke-19 adalah pembentukan kekuasaan. Karena itu, pengertian sekularisme tidak sama dengan paham pemisahan antara Gereja dan negara, akan tetapi semacam penghapusan paham dualisme dengan penghancuran agama sebagai awal mula untuk mencapai kekuasaan tersendiri, yaitu “kelompok Buruh” atau “sosial” atau “negara” atau “partai”.
Sesungguhnya didalam ajaran teologi terdapat ayat-ayat yang mendukung ajaran sekularisme, atau pemisahan agama dan negara, ataupun antara pemerintahan spiritual dan pemerintahan dunia. teologi mengakui dualisme kehidupan ini, ia membagi kehidupan itu menjadi dua bagian. Pertama, kehidupan untuk Kaisar dari satu pihak, yang tunduk kepada pemerintahan duniawi, atau pemerintahan negara. Kedua, kehidupan untuk Tuhan dari pihak lain, yang tunduk kepada kekuasaan spritual, yaitu berada dibawah pemerintahan Gereja.
Pembagian ini tergambar dengan jelas dalam ALKITAB seperti yang temuat dalam Injil Markus 12 : 13 – 17 dan lebih jelas terdapat pada ayat ke 17 yang berbunyi : lalu kata Yesus kepada mereka “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar  dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!”.

Menguatnya Teologi Sekularisasi
Teologia sekularisasi akan menjadi salah satu pilar teologi abad ke-21 dimana akan banyak orang yang semakin berpikir, bertindak dan berperilaku dengan cara memisahkan secara radikal dan tegas antara hal-hal sekular dan hal-hal yang sakral. Akibatnya, hal-hal yang sakral tersebut akan semakin terkunci di ruang yang paling pribadi dan dalam pengaruh yang makin dipersempit areanya. Sebagai abad yang bercorak teknologi, agama yang sakral dan segala sesuatu yang sifatnya supernatural, tidak mendapat tempat dalam sistem budaya dan sosial. Sekularisasi banyak mengambil alih paradigma, nilai dan bahkan tindakan manusia. Orang mulai fokus pada hal-hal yang duniawi, yang ada di dalam dunia ini daripada urusan supernatural di dalam gereja. Dampaknya, pandangan orang mengenai iman Kristen mulai berubah dan mengalami pergeseran. Masyarakat berpaling pada azas-azas ideologi lain sebagai sebuah tanggap sejarah atas perkembangan pemikiran baru di tengah arus modernitas. Salah satu penyebabnya adalah struktur pembentukan masyarakat Barat yang di awali dengan pra-anggapan pra-anggapan sekuler (non-keagaamaan) dimana aktifitas beragama dipandang sebagai sebuah pilihan yang sangat pribadi bagi individu.
Dalam pandangan Karel Dobbelaere sekularisasi adalah suatu proses dalam masyarakat yang telah mengalami perubahan-perubahan struktural, di dalam mana suatu sistem keagamaan yang transenden dan mencakup segalanya disusutkan menjadi suatu subsistem dari masyarakat yang ada bersama subsistem-subsistem lainnya; proses ini membuat klaim-klaim tentang pencakupan segalanya itu kehilangan relevansinya. Dengan demikian, lembaga agama termarjinalisasi dan terprivatisasi. Dengan kata lain, aturan-aturan keagamaan tradisional, atau norma-norma yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan, akan semakin digantikan oleh norma-norma sekular atau betul-betul tersingkir, menjadi tidak dapat dipakai di dalam subsistem-subsistem pendidikan, keluarga, politik, hubungan sosial, ekonomi, dan sains, yang berbeda-beda. Bahaya dari teologi yang dibangun dengan cara seperti ini sangat jelas. Manusia sesungguhnya diarahkan semakin menjauh dari Tuhan. Jika dibiarkan terus tanpa kontrol, maka pintu bagi sekularisme menjadi terbuka selebar-lebarnya. Titik tolak teologi sekularisasi adalah munculnya penafsiran baru soal kehidupan kekristenan. Teologi ini adalah hasil dari pemikiran para teolog Barat yang dipengaruhi oleh semangat modernisme yaitu rasionalisme dan sekularisme, yang sebetulnya adalah ciri masyarakat  abad ke-20.
Penafsiran baru ini menolak penafsiran lama yang menyatakan bahwa ada alam lain yang lebih hebat dan lebih agamis dari alam ini. Para teolog ini beranggapan bahwa alam yang lebih nyata dan kerajaan yang sebenarnya adalah realitas yang ada saat ini yaitu dunia. Sebagai milik Allah, manusia bukan berarti tanpa dunia. Manusia tinggal dan berada di dalam dunia dan harus menemukan sikap yang sebenarnya terhadap Allah dan dunia. Sikap yang benar itu adalah membiarkan Allah tetap Allah dan dunia tetap dunia. Sebagai akibat semakin sekulernya masyarakat di zaman modern, terjadi perubahan radikal di dalam memandang gereja, ajarannya dan terhadap kitab suci. Gereja dan otoritas kitab suci mulai dipertanyakan dan beberapa isinya dianggap tidak relevan lagi. Muncul pendekatan baru terhadap kita suci dengan memperlakukannya sebagai produk literer. Dalam anggapan ini, Alkitab diperlakukan sebagai dokumen-dokumen yang lahir dari sejarah. Inilah yang kemudian melahirkan pendekatan yang bersifat kritis-historis terhadap Alkitab. Terdapat banyak tokoh dan teolog yang ikut menggagas teologi sekularisasi seperti Thomas J.J Altizer, William Hamilton, Gabriel Vahanian dan Richard Rubenstein. Pokok pikiran mereka mendukung konsep Allah mati di dalam dunia modern.
Salah seorang teolog yang mencoba melakukan pendekatan baru dengan dengan dunia modern adalah Friederich Gogarten (1887), seorang pakar di dalam ilmu teologi. Gogarten memikirkan suatu konfrontasi iman Kristen dengan  realitas dunia yang telah berubah menjadi sekuler. Menurutnya, sekularisasi adalah produk iman Kristen sendiri; sebuah gejala post-Kristen sebagai akibat yang wajar terjadi. Iman Kristen mendorong manusia untuk menguasai dan mengelola bumi. Manusia bukan hanya manusia yang tanpa Allah melainkan juga bukan manusia yang tanpa dunia. Manusia berada di antara Allah dan dunia dan harus menemukan sikap yang sebenarnya terhadap keduanya. Itulah sebabnya Gogarten setuju membiarkan Allah tetap Allah dan manusia tetap manusia. Untuk itu, Gogarten membedakan dua macam sekularisasi. Yang pertama adalah sekularisasi yang tetap terikat pada iman Kristen dan itulah yang harus diperjuangkan. Jangan sampai sekularisasi berubah jadi sekularisme (bentuk kedua), yakni sekularisasi yang melepaskan diri dari iman Kristiani. Sekularisme merupakan penyelewengan dari sekularisasi. Inilah yang menjadi tugas iman Kristen di dalam teologi sekularisasi, melindungi sekularisasi agar tidak menyeleweng menjadi sekularisme.
Tokoh kedua yang mendukung teologi sekularisasi ialah Dietrich Bonhoeffer (1906-1945). Belajar teologi di Union Theological Seminary New York sebelum akhirnya menjadi dosen teologi di Berlin. Ia juga sempat belajar di Universitas Tubingen. Saat kembali ke Jerman Bonhoeffer adalah salah seorang penentang Nazi dan arogansi Hitler dengan ras Arya-nya. Aktifitas politiknya membuat ia dilarang berbicara di depan umum dan juga dilarang menulis atau mengedarkan buku. Ia ditangkap dan dipenjarakan tahun 1943 dan dihukum mati oleh Nazi pada tahun 1945, beberapa hari sebelum Jerman menyerah pada sekutu. Di dalam penjara ia menulis sebuah karya yang terkenal Letters and Papers from Prison. Pemikirannya sangat terinspirasi oleh Karl Bath. Bonhoeffer mendukung pemikiran Gogarten mengenai kemampuan akaliah manusia yang telah berkembang sehingga menjadikan dunia menjadi sekuler. Itu adalah bagian dari sejarah yang mau tidak mau harus disikapi. Dalam pandangan Bonhoeffer, sekularisasi telah mengakhiri keberadaan agama. Dalilnya yang terkenal menyebutkan bahwa zaman sekarang ini adalah zaman akhir religi karena sudah bukan zamannya lagi orang dipengaruhi dengan kata-kata yang saleh.
Bagaimanapun teologi sekularisasi bukanlah teologi yang membawa kembali otoritas Alkitab sebagai firman Allah yang hidup. Pandangan orang sekuler terhadap Alkitab justru bertolak belakang dengan misi dan keberadaan Alkitab itu sendiri sebagai penyataan khusus Allah kepada manusia. Bahkan kalau dunia ini disebut sekular, maka tugas orang Kristen bukanlah menjadi ikut sekular seperti dunia tetapi justru mengubah dunia dengan menggaraminya menggunakan firman Allah
Karena Pemikiran manusia pada abad pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan. Sehingga pada abad  Moderen Theologi mendapat tantangan yang sangat besar karena pemikiran yang muncul bersifat konkret, realistis dan nyata, memuja manusia sendiri sebagai pencipta, fokus pada dunia, kebendaan, nilai-nilai filosofis yang dianut dipengaruhi oleh kebendaan. Semboyan Carpe Diem sebagai antithesa Momento Morie dan seni pada zaman Renaissance mendorong kebebasan.

Dampak perkembangan Ilmu Pengetahuan di abad Moderen adalah
  1. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.
  2. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
  3. Runtuhnya dominasi gereja.
  4. Menguatnya kedudukan kaum bourgeois sehingga mereka tumbuh menjadi kelas penguasa.
  5. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan samudera.

Yesus menyatakan : Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. (Yoh 14:14a)
Pernyataan diatas adalah pernyataan Yesus, pernyataan Allah dan bukan konsep manusia. Manusia hanya bisa percaya atau tidak percaya. Sia-sia manusia mencari kebenaran dalam filsafat, ilmu pengetahuan atau spekulasi-spekulasi manusia lainnya. Yesus adalah alpha dan omega. Yesus adalah kebenaran dan kebenaran adalah Yesus.

REFERENSI
Bahan Ajar PPT, Sejarah Filsafat, Trias Mahmudiono,S.KM,MPH, Departemen Gizi Kesehatan FKM UNAIR

Bab I FILSAFAT ILMU - USU Press

usupress.usu.ac.id/.../Filsafat%20Ilmu%20dan%20Metode%20Riset_...

Filsafat ilmu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

                             id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu
(http://www.ahikmat.wordpress.com)
http://www.keukedupi.com/revolusi-telnologi
http://www.nusantaranews.wordpress.com/20-penemuan-abad-20-yang-mengubah-dunia
http://uwiiswold.wordpress.com
http://jadiwijaya.blog.uns.ac.id
http://jamaludinassalam.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar